Puluhan TKI Ditipu PJTKI Tak Bernama

Minggu, 02 Mar 2008,
Tujuan New Zealand, Diimingi Gaji Rp 25 Juta

SURABAYA - Puluhan orang yang dijanjikan pekerjaan di New Zealand (Selandia Baru) tertipu perusahaan penyalur tenaga kerja Indonesia yang diduga ilegal. Mereka ditarik uang untuk pengurusan dokumen, tapi tak juga diberangkatkan. Seorang pelaku ditangkap dan diperiksa petugas Polsek Wonokromo.



Kasus ketenagakerjaan ini terbongkar setelah seorang korban lapor ke polisi. Petugas langsung bergerak dan kemarin (1/3) menangkap Ilham Mintaraga, 50, warga Karangrejo III. Korban berinisial NG itu mengatakan, sekitar 30 orang telah mendaftar di Ilham yang mengaku sebagai penyalur tenaga kerja Indonesia ke New Zealand. Kebanyakan tertarik karena diiming-imingi pekerjaan di perusahaan perkebunan apel di Pulau Nelson dengan gaji tinggi.

"Kata Pak Ilham gajinya sampai Rp 20 juta per bulan. Belum kalau lembur dapat tambahan Rp 3-5 juta. Kami pun tertarik," ujar warga Karangrejo itu.

Yang aneh, cara Ilham menarik calon tenaga kerja Indonesia (TKI) itu hanya melalui selebaran fotokopian yang disebar di jalan-jalan. Padahal, Ilham tak punya kantor PJTI (perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia), apalagi penampungan calon TKI seperti layaknya PJTKI.

Dalam selebaran itu juga disebutkan persyaratan yang harus dipenuhi calon TKI. Selain surat-surat identitas, paspor, dan lain-lain, calon TKI diwajibkan membayar uang pemberangkatan Rp 25 juta. Rinciannya, uang administrasi Rp 5 juta yang dibayar dulu, sisanya dibayar setelah proses administrasi selesai.

Para calon TKI itu, sebagian sudah telanjur membayar uang muka biaya pemberangkatan, berkisar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Tapi, ada juga yang sudah melunasi seluruh biayanya. Di antaranya, delapan orang yang Rabu (27/2) lalu mempertanyakan kepastian keberangkatan dirinya. Mereka mendatangi rumah Ilham, karena dijanjikan esok harinya (28/2) akan diberangkatkan ke negara tujuan.

"Tapi, janjinya palsu. Katanya, kami belum bisa diberangkatkan karena ada perubahan jadwal. Kami merasa ditipu," ungkap seorang korban yang minta dirahasiakan identitasnya.(tan/ari)

Dikopas dari Jawa Pos

0 tanggapan: