Siswi SMPN Dilacurkan Ortunya

Diamankan di Denpasar Saat "Dilarikan" Pengusaha Barang Antik

TUBAN-Siswi salah satu SMPN di Jatirogo diduga diperjualbelikan atau dilacurkan kedua orang tuanya. Kasus trafficing (perdagangan wanita) bertarif Rp 500 ribu per tiga jam tersebut kemarin (31/3) dibongkar Satreskrim Polres Tuban. Ae, 15, inisial siswi tersebut dijemput polisi di salah satu rumah kost di Denpasar, Bali. Selain warga salah satu desa di Kecamatan Jatirogo ini, polisi juga mengamankan Skn alias Jn, 37. Warga Jalan Karangsari V/19, Kelurahan Robokan, Pds Kaja, Denpasar, Bali ini dilaporkan kedua orang tua Ae atas tuduhan melarikan gadisnya. Laporan justru terbalik setelah Ae ditemukan. Dia mengaku terpaksa lari ke Denpasar karena tak kuat dengan perlakuan kedua orang tuanya yang menjualnya kepada pria berduit. Bukan hanya dipaksa melacur. Gadis berwajah cantik ini juga mengaku disetubuhi bapak kandungnya sejak kelas dua SMP.


Pengakuan Ae ini bertolak belakang dengan laporan Sw, 39, ibu kandungnya. Dia mengatakan, gadisnya tersebut dilarikan sejak Sabtu (15/3) atau sekitar dua pekan lalu. Kronologisnya, usai pulang sekolah pada Sabtu itu, Ae diantar Cc ke terminal Jatirogo menuju Tuban. Cc adalah ibu kost Ae.

Sesampai di Tuban, Ae dibelikan tiket bus malam PO Karya Jaya jurusan Denpasar oleh Surip, teman Jn yang tinggal di Tuban.

Di Denpasar, tinggal di sebuah kamar kost milik Surindayat, 51, di Saring Gading 14, Gatsu Timur, Denpasar.

Polisi menduga selama hampir dua pekan di Denpasar, Ae disetubuhi Jn. Dugaan polisi tersebut dibantah Jn. Didampingi Marthen Blegur Laumuri, penasehat hukum yang dibawa dari Bali menyatakan, dia menyatakan kepergian Ae di Bali itu tanpa sepengetahuanya. Justru saat gadis berkulit kuning langsat tersebut tiba di Pulau Dewata tersebut, Jn tengah berada di Jember. "Saya pulang dalam kondisi sakit," tandas pria berpenampilan dendy ini.

Jn juga menyatakan dirinya tak pernah sekali pun menyetubuhi Ae. Perlindungan yang diberikan menurut dia karena rasa iba terkait penderitaannya yang dipekerjakan menjadi wanita panggilan kelas atas. "Tarifnya Rp 500 ribu untuk short time tiga jam. Kalau tidak percaya tanyakan langsung. Dia janji akan membeberkan kebobrokan kedua orang tuanya," terang dia mengutip keterangan Ae.

Wartawan koran ini yang mendapat kesempatan singkat bertemu Ae saat diperiksa di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim hanya bisa mengkonfirmasi terkait dugaan dirinya disetubuhi bapak kandungnya. "Memang benar, saya akui," tandas dia yang mengenakan jaket tipis warna hijau tua tersebut.

Dia spontan membantah saat ditanya saat ditanya apakah selama dilarikan disetubuhi Jn. Kapolres Tuban AKBP Bambang Priyambadha melalui Kasat Reskrim AKP Efendi Lubis menyatakan, pengakuan Ae tersebut akan dikonfrontir dengan keterangan saksi lainnya. Meski dia mengaku telah diperjualbelikan orang tuanya, dikatakan Lubis polisi tidak bisa langsung menetapkan mereka sebagai tersangka. Begitu Jn yang dilaporkan melarikannya. "Kami masih mendalami kasus ini. Tidak bisa kami menerima laporan sepihak," tandas dia.

Sementara itu, untuk mengamankan Ae dan Jn, sebuah tim kecil yang dipimpin Kaur Bin Ops Reskrim Iptu Budi Santoso dikirim ke Denpasar. Untuk memudahkan komunikasi dengan bahasa daerah setempat sekaligus penunjuk arah, seorang anggota Reskrim asal Bali diajak juga. Dia inilah yang bersama Budi menghubungi ponsel Jn dan menyampaikan maksud kedatangan ke rumah untuk membeli barang antik yang dikoleksinya. Begitu Jn keluar dan mengajak melihat barang antik koleksinya, Budi langsung menyergap. Jn pun melawan. Setelah menanyakan surat perintah penangkapan dirinya, dia menghubungi penasehat hukumnya. Penasehat hukum inilah yang menyertai saat Jn dibawa ke Mapolres Tuban.

Karena masih juga belum mau menyerah, akhirnya polisi membawanya ke Mapolsek Denpasar Kota. Di mapolsek inilah, Jn berjanji akan mencarikan Ae. Setelah mengajak putar-putar Denpasar selama kurang lebih empat jam, polisi akhirnya diajak ke tempat pondokan Jn yang tak jauh dari rumahnya.(ds)

Radar Bojonegoro Selasa, 01 Apr 2008

2 tanggapan:

Waduh...
Makin parah aza kotaku...

Jatirogo...oh...Jatirogo...

sepertinya orang tu seperti itu tak pernah ikutan kumpul-kumpul sama tetangga, misanya ikut arisan pkk, pengajian malam jumat, atau tak pernah dengarin nasehat-nasehat. Kasihaaaaannnn........