DIANGGAP ORANG HONG KONG PETUGAS MTR PUN TERKELABUHI


Kisah ini aku alami sekitar 3 tahun yang lalu, di tempat majikanku yang ke dua.
Pagi itu kerjaanku bener-bener numpuk. Aku pun ngebut untuk segera menyelesaikan semua kerjaan tetapku sebagai pegawai BCA alias Babu China Asli. Aku bener-bener memburu waktu, karena aku mesti ke Imigrasi untuk mengambil KTP ku yang baru.



Sekitar pukul 11 siang, semua kerjaan pun beres.Aku segera ganti baju kemudian mengambil dompet dan uang dari lemari bajuku.Aku bener-bener terburu-buru, karena aku nggak mau terlalu lama keluar dan memakan waktu kerjaku, yang membuat majikan kesayangku memasang wajah garang kepadaku.

Aku langsung terbang ke MTR dan tak lama kemudian sampailah aku di Imigrasi Wan Chai. Bersyukur karena nggak begitu banyak orang yang ngantri untuk mengambil KTP.

Setelah semuanya beres, aku segera pulang sambil lari-lari menuju Stasiun MTR Wan Chai. Setelah sampai, aku langsung membeli tiket. Aku segera mengambil uang recehan dari saku celanaku. Namun alangkah kagetnya aku, ternyata uang yang aku bawa kurang karena saking terburu-burunya tadi saat mau berangkat.Aku langsung panic seketika, karena takut nggak bisa pulang, dan pasti bakalan kena damprat dari sang majikan.

Berulang kali aku cek kembali saku celanaku, barangkali masih ada uang tersisa. Tapi ternyata hasilnya NIHIL lagi. Karena saking kepepet, aku pun membeli tiket anak kecil , yang harganya Cuma separoh dari harga tiket orang dewasa.TKTK alias tengok kanan tengok kiri aku persis maling kali. Setelah aku rasa aman nggak ada petugas MTR, aku segera membeli tiket anak-anak. Setelah tiket MTR di tangan, aku berjalan dengan Pe De nya.Tapi..upss…lagi-lagi jantungku mau copot. Tiba-tiba dua orang laki-laki tinggi besar berpakaian preman mengahadangku dan menanyakan tiket masuk MTR. Aduh maakk…ternyata mereka adalah petugas MTR yang menyamar preman.

Aku bingung setengah mati. Bagaiamana tidak, kalau ketahuan aku membeli tiket anak kecil , pasti bakal kena denda HK$500.

Kedua petugas itu terus menanyakan tiket. Namun aku masih menunduk ketakutan.

“Siuce…tei dit fei a, emkoy?” ( Nona, tiket MTR nya mana?), tanya petugas. Aku menunduk, panik, takut semua bercampur jadi satu.Keringat pun mulai bercucuran dari wajahku karena saking gemetaran.Petugas itu terus bertanya.Kali ini mereka menanyakan KTP ku.Namun lagi-lagi aku tak menjawab.Lama aku terdiam, tiba- tiba petugas tadi bertanya padaku.

“Siuce…lei hai maiya hok sang a?”(Nona…apakah kamu pelajar ?), tanya petugas.

Aku kaget mendengar pertanyaan itu.”Apa mereka menganggap aku ini orang Hong Kong ya? Aku kan kecil, lumayan putih lagi,” pikirku saat itu.Aku pun terbesit untuk mengiyakan pertanyaan petugas tadi. Karena pelajar Hong Kong biasanya memang diperbolehkan membeli tiket anak.

Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menyodorkan tiket yang aku pegang.

“ Haiya sinsang..ngo hai hok sang a,”(Iya tuan..saya pelajar), kataku pada petugas dengan logat bahasa kanton yang sangat fasih. Maklum sebagai Pegawai BCA teladan aku memang sudah mahir berbahasa Kantonis. He he he…

Anehnya petugas itu, langsung percaya begitu saja. Dan mengijin kan aku masuk.

“Emkoy sae sinsang,”(terima kasih tuan) …Dengan wajah berbinar, aku segera memasukkan tiket dan lari menuju MTR sambil cengar cengir sendiri.

“Selamet…selamet...coba kalo tadi ketangkep petugas gara-gara tiket, apa nggak HK$500 melayang,” gerutuku waktu itu.Ternyata boleh juga ya sekali-kali ngibulin petugas. He he he..buat pembaca..jangan ditiru ya….[]

Aliyah Purwati

0 tanggapan: