Greenpeace: Dukung Kebijakan Larangan Ekspor Kayu Bulat dari Tanah Papua atau Indonesia akan Kehilangan Hutan Terakhirnya

Jakarta, Indonesia — Hari ini Greenpeace menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk mendukung kebijakan larangan ekspor kayu bulat dari Tanah Papua di tengah sejumlah tekanan dari kalangan industri kayu untuk memberikan kelonggaran atas pemberlakuan kebijakan tersebut. Larangan ekspor kayu tersebut adalah inisiatif dari Gubernur Papua dan Papua Barat, yang ditetapkan sejak tanggal 19 Desember 2008.


Kebijakan tersebut mendapat dukungan penuh dari masyarakat Papua dan pihak-pihak lain yang peduli pada penyelamatan hutan Papua, Saat ini kayu bulat dari Tanah Papua hanya diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat Papua. Sementara itu, pada tanggal 17 Maret 2008 di Jayapura, Gubernur Papua Barnabas Suebu telah ditemui oleh 40 perwakilan industri kehutanan yang meminta keringanan atas ketatnya kebijakan tersebut. Disayangkan permintaan pihak industri ini juga didukung oleh pemerintah pusat melalui Presiden dan Wakil Presiden. Greenpeace menyerukan kepada pemerintah pusat untuk mendukung komitmen penyelamatan hutan Indonesia dalam Pembahasan Iklim di Bali. Secara global, laju penggundulan hutan tropis telah berkontribusi dan menaikkan emisi gas rumah kaca sekitar 20%. Sebagai negara di urutan ketiga dunia dalam emisi karbon dioksida dari aktivitas penggundulan hutan, maka Pemerintah Indonesia seharusnya mendukung penuh kebijakan larangan ekspor kayu bulat dari tanah papua sebagai wujud dari keseriusan dalam penyelamatan hutan dan penanganan perubahan iklim global.

“Pemerintah daerah Papua adalah satu dari sedikit pemerintah daerah dengan sikap yang kuat untuk menyelamatkan hutannya serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hutan. Seharusnya pemerintah pusat mendukung kebijakan ini agar hutan Papua dapat terus bernafas sebagai salah satu paru-paru dunia. Penggundulan hutan di Tanah Papua harus dikurangi secara terencana hingga mencapai titik nol dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat Papua”, tegas Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar di Jayapura.

Tanah Papua, meliputi hutan-hutan di bagian barat Pulau Nugini yang terdiri atas hutan di Propinsi Papua dan Papua Barat. Hutan-hutan di Pulau Nugini telah dipahami sebagai hutan alam asli yang tersisa di kawasan Asia Pasifik. Hutan papua adalah permata terakhir hutan Indonesia, setelah hutan di kawasan Sumatera dan Kalimantan mengalami penghancuran besar-besaran karena pembabatan hutan dan konversi hutan secara luas untuk perkebunan kelapa sawit. Membiarkan peningkatan penggundulan hutan Papua pada tingkatan yang sama tidak hanya merupakan sebuah kejahatan lingkungan namun juga kejahatan atas masyarakat papua yang menggantungkan hidupnya pada hutan alam itu. Sebelum diberlakukannya pelarangan ekspor kayu bulat, selama bertahun-tahun kayu bulat telah dikirim secara langsung keluar dari Tanah Papua tanpa memberikan nilai tambah untuk masyarakat Papua dan pemerintah daerah.

Pada bulan April 2007, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Gubernur Papua dan Papua Barat telah mendeklarasikan komitmen mereka untuk menyelamatkan hutan. Komitmen ini telah memberikan optimisme bahwa di Papua tidak akan terjadi lagi kesalahan pengelolaan hutan seperti halnya di Sumatera dan Kalimantan. Deklarasi tersebut memperoleh tanggapan positif dari berbagai kalangan pada tingkat nasional dan internasional.

"Sekaranglah saatnya untuk melakukan aksi nyata, perluasan areal pembabatan hutan di hutan-hutan alam asli yang tersisa harus dihentikan. Hutan Papua harus diselamatkan dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat harus terus didorong”, tambah Bustar Maitar.

Greenpeace adalah organisasi kampanye yang independen, yang menggunakan konfrontasi kreatif dan tanpa kekerasan untuk mengungkap masalah lingkungan hidup, dan mendorong solusi yang diperlukan untuk masa depan yang hijau dan damai.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

> Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Bustar Maitar, Juru Kampaye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, +62 813 44 666 135, bmaitar@greenpeace.org
Arie Rostika Utami, Assistant Media Campaigner Greenpeace Asia Tenggara, +62 0811 177 0920, arie.utami@greenpeace.org

dari sini

0 tanggapan: