Disiksa Majikan, TKW Disterika

BANYUWANGI-Kisah sedih Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi yang jadi korban kekerasan di luar negeri tak pernah ada Petaka kali ini dialami Solekati, 34, TKW asal Dusun Mojoroto, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Wanita itu dikabarkan telah menjadi korban kekerasan majikannya di tempat kerjanya di Arab Saudi.


TKW yang telah 3 tahun mengadu nasib di Kota Madinah itu diperlakukan kasar oleh majikannya. Solekati diduga telah mengalami penyiksaan seperti pemukulan hingga diseterika tangannya.

Kasus dugaan penganiayaan yang dialami Solekati kini menjadi perhatian serius Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI). Ketua SBMI Banyuwangi Khoiron mengungkapkan, sesuai laporan Ja’at (suami Solekati), wanita itu telah mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya.

Solekati berangkat ke Arab Saudi pada 12 Desember 2004. Dia berangkat lewat seorang pengerah PJTKI bernama Abu yang kemudian membawanya ke Jakarta. "Satu bulan Solekati mendapatkan pembinaan," kata Khoiron.

Tanggal 16 Januari 2005, Solekati diberangkatkan ke Madinah. Setelah 6 bulaan berangkat, pihak keluarga tidak menerima kabar dari Solekati. Bahkan saat meminta bantuan pada perusahaan penyalur, keluarga hanya diberikan nomrr telepon majikan dan alamat yang tidak begitu jelas.

Khoiron menuturkan, pihak keluarga sebenarnya sudah berusaha mengontak majikan Solekati. Sayang nomor itu tidak bisa dihubungi. Hingga akhirnya kabar soal derita sitri Jaat ini akhirnya tersiar sejak 4 Februari 2008 lalu. Melalui surat tanpa nama yang katanya dari teman istrinya, dikabarkan bahwa Solekati sedang dalam kondisi gawat.

"Solekati tidak dikasih makan dan waktu tidur, tangannya habis digosok seterika, mukanya ditampar, dan dipululi pakai sapu. Isi surat itu juga meminta agar keluarga segera memulangkan Solekati secepatnya agar tidak mati," papar Khoiron.

Kabar itu langsung ditindaklanjuti Ja’at dengan menelepon majikan Solekati. Meski diangkat namun pria ini tidak bisa berbicara dengan istrinya. Telepon tiba-tiba saja ditutup tanpa kejelasan. Menindaklanjuti kondisi tersebut, Khairon mengaku akan meminta instansi terkait untuk segera melakukan tindakan riil seperti pemulangan Solekati. Selain itu lembaganya juga akan meminta perusahaan penyalur untuk turut bertanggung jawab "Sejauh ini semuanya masih proses," terangnya. (nic/aif)

Radar Banyuwangi Kamis, 03 Apr 2008

0 tanggapan: