Disiksa Majikan di Hongkong, Ditipu Calo Tuban

TUBAN - Sulistyowati, 27, tenaga kerja Indonesia (TKI) korban penyiksaan majikannya di Hongkong ternyata juga jadi korban penipuan calo tenaga kerja asal Tuban.


Warga Desa/Kecamatan Dlopo, Madiun, itu Senin (14/4) malam lalu melapor ke Mapolres Tuban. Dalam laporannya ke Unit Opsnal I Reskrim, dia menyatakan calo tersebut Herman dan teman wanitanya bernama Yanti. Alamat dua orang itu tak jelas.

Dua orang inilah yang mendatangi rumahnya di Madiun dan menjanjikan korban akan dipekerjakan sebagai tenaga kerja sebuah pabrik di Tuban. Untuk bisa bekerja di pabrik tersebut, wanita ini diminta membayar uang pelicin Rp 10 juta. Uang tersebut dibayar dari hasil penjualan dua ekor sapi orang tuanya. Setelah seluruh persyaratan dipenuhi, dua pekan lalu Sulistyowati disuruh berangkat ke Tuban. Tempat yang dijanjikan bertemu adalah Terminal Wisata Kambang Putih (TWKP) Tuban.

Selama dua pekan, wanita ini menunggu. Namun, kedua calo yang menjanjikan kerja tak menunjukkan batang hidungnya. Warga yang menemukan korban telantar di terminal akhirnya mengantar lapor ke Mapolres Tuban.

Sebelum jadi penipuan calon tenaga kerja asal Tuban, Sulistyowati juga jadi korban penipuan dan penganiayaan selama dua tahun bekerja di Hongkong. Dia berangkat ke Hongkong melalui seorang calo ilegal yang ditemuinya di Terminal Bungurasih, Surabaya.

Di bekerja Hongkong pun, korban tidak bayar sesuai kesepakatan awal. Bahkan, wanita ini diseterika wajah dan disiram air panas sekujur tubuhnya. Penganiayaan tersebut terjadi karena korban menolak diajak berhubungan intim oleh majikannya. "Saya berhasil kabur setelah melompat jendela rumah," tutur korban kepada petugas.

Setelah berhasil meninggalkan rumah majikannya, Sulistyowati lapor polisi. Dia pun diserahkan ke KBRI Hongkong dan kemudian dideportasi ke tanah air.

Kapolres Tuban AKBP Jebul Jatmoko melalui Kasatreskrim AKP Efendi Lubis menyatakan, pihaknya kesulitan menemukan calo ilegal yang menipu korban karena identitasnya tak jelas. "Identitas calo sangat minim. Kecil kemungkinan kita bisa menemukan," tandas dia.

Karena penipuan berlangsung di Madiun, lanjut Lubis, dia menyarankan kepada korban untuk melapor ke Mapolres Madiun.(ds)


Radar Bojonegoro Rabu, 16 Apr 2008

0 tanggapan: