Terminal III TKI Bandara Soekarno-Hatta Sarat Pungutan Liar

TempoInteraktif: Jum'at, 17 Desember 2004 | 17:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pungutan liar terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) wanita bermasalah hingga hari ini masih terjadi di terminal III bandara Soekarno-Hatta. Bahkan perlakuan terhadap para TKI bermasalah oleh petugas di terminal itu, "Sering melebihi batas kewajaran," kata Normawati, pengurus LSM Pendamping Pengembangan Tenaga Kerja Indonesia (PPTKI) kepada Tempo, Jumat (17/12).



Ia mengaku prihatin terhadap petugas yang sering membiarkan TKW bermasalah dengan tidak memberikannya kupon makan atau membiarkannya terlantar. Tentang perlakuan buruk para TKW musykilah itu ditemui Normawati sendiri di terminal III. Bahkan adakalanya, TKW yang dipulangkan karena dipenjara sering depresi.

Normawati, yang lebih dikenal dengan sebutan emaknya TKW itu mengatakan ada satu contoh TKI begitu sampai di terminal III dari Arab Saudi tidak didata kedatangannya oleh petugas Depnakertrans. Selain tidak didata, TKW bernama Nafsiah itu bahkan paspor dan cheknya diminta oleh petugas tanpa ada tanda terima.

"Tak jarang ketika kita tanyakan ke petugas, mereka kemudian mengeluarkan uangnya dari kantong saku celananya, atau buru-buru membuatkan surat tanda terima chek," kata Normawati. Untuk hal-hal seperti itu, maka Normawati
menginginkan agar pemerintah serius memperhatikan permasalahan TKI di termninal III. "Coba banyangkan setiap hati sedikitnya 1.000 TKW datang. Mereka rata-rata berhasil, hanya 5 hingga 30 orang yang menjadi TKI bermasalah, berapa uang yang dibawa mereka. Mereka seperti ATM berjalan saja," kata Norma.

Maka dari itu, kalau tidak ada pengawasan dan tidak segera menyimpannya di bank yang disediakan di terminal III, Normawati takut jika TKW justru dijerat calo di luar terminal III. Pengaduan dari TKW yang diterima Norma menyebutkan, anak-anaknya juga sering terkena tipu penukaran chek atau valas dari ternminal II menuju terminal III atau di daerah transit TKW menuju pulang ke daerahnya dengan diantar sopir jemputan tidak resmi.

Terhadap kondisi terminal III yang kini demikian parah penyakitnya, maka Norma berharap agar semua pihak terkait ikut mengobati terninal III. "Tidak usahlah dipindahkan ke Ciracas. Penyakit kolusi, pungli dan maraknya pemerasan yang harus disembuhkan, bukan menggiring TKW ke Ciracas yang sangat jauh," kata Normawati.

Tentang pengelolaan terminal III sendiri PT Angkasa Pura II melalui Direktur operasional teknik I Gusti Made Dhordy mengatakan bahwa PAP II menyerahkan pengelolaan terminal III kepada Depnakertrans. "Ya silahkan dikelola dengan baik," kata Dhordy.

Ayu Cipta-Tempo

1 tanggapan:

Memang semua orang2 di bandara baik staf ataupun calo sangat kejam, begitu juga dg polisi, polisi bukanya mbantu keamanan malah sama saja meras uang dare tkw, saya benci dg orang2 tsb, smog mendapat karma yang setimpal!