Tuding Dewan Kesenian Tidur Saja

PONOROGO - Ahmad Tobroni Turejo, tokoh Warok Ponorogo marah. Kegeraman ini ditunjukan menjelang persiapan Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional (FRN) XV 2008.


Pemicunya, Tobron merasa perayaan tahunan ini ada pihak-pihak yang hanya mencari sensasi saja. Yakni berusaha merusak citra Grebeg Suro yang dianggap penuh sakral dalam rangka melestarikan budaya asli Ponorogo.

Saat bertemu di kantor Pemkab, kemarin (19/12) Tobron langsung mengungkapkan kejengkelannya. Terutama keberadaan Dewan Kesenian Ponorogo yang dianggap hanya tidur saja. "Bagaimana kesenian Ponorogo khususnya reyog akan bisa maju kalau dewan keseniannya saja tidak ada gregetnya," ungkap Tobron.

Terutama dalam memberikan sumbangsih pemikiran maupun tenaganya selama ini. Mestinya, sebagai wadah kesenian yang diharapkan bisa memberikan motor sekaligus motivator dalam kegiatan Grebeg Suro, kapasitas dewan kesenian mestinya berada di garda terdepan. Tidak hanya sebagai penonton saja. "Tapi ini sebaliknya, karena (dewan kesenian) tidak ada kegiatan sama sekali. Lalu dimana tanggungjawabnya? "

Pada kesempatan itu, Tobron sempat menceritakan awal mula diadakan perayaan Grebeg Suro. Kegiatan yang dicetuskan mantan bupati Ponorogo Soebarkah Poetro Hadiwirjo ini, sebagai tindaklanjut dari tradisi masyarakat menjelang perayaan menyambut tahun baru Islam.

Umumnya, masyarakat baik tua maupun muda meleken semalam suntuk dengan keluar rumah. Dan alun-alun Ponorogo sebagai pusat berkumpulnya warga. "Dari sinilah akhirnya lahir kegiatan yang dinamakan Grebeg Suro," jelas Tobron.

Dari tahun ke tahun event ini ternyata mendapat perhatian dan dikemas dalam beberapa acara. Mulai festival reyog nasional, pemilihan kakang senduk hingga kirap pusaka dan larung risalah doa di telaga Ngebel yang paling ditunggu masyarakat. "Melalui Grebeg Suro ini perekonomian masyarakat justru bergairah. Lihat saja berapa saja pedagang yang menggelar dagangannya dan alur keuangan yang juga bisa masuk ke daerah," tegasnya.

Sementara, Ketua Dewan Kesenian Ponorogo, Wahidin Ronowijoyo belum berhasil dikonfirmasi koran ini. Beberapa kali menghubungi telepon genggamnya tidak aktif. (dip/eba)

Radar Madiun [Sabtu, 20 Desember 2008]

0 tanggapan: