Buaya-Godzilla Memangsa KPK

Oleh: Rohman BudijantoDI antara anak kandung reformasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) termasuk yang paling membanggakan. Berkat kinerjanya, citranya mengagumkan. Posisinya sebagai pemberi harapan pada rakyat melebihi citra anak kandung reformasi lain, seperti Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial, Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian, apalagi parpol yang kini boleh berjumlah banyak itu.Tidak mengherankan, kini banyak orang,...

Lebaran yang Mahal

Oleh INDRA TRANGGONOLebaran datang, menyodorkan aneka masalah klasik, dari isu tunjangan hari raya hingga harga-harga kebutuhan pokok dan ongkos jasa yang melejit, 50 persen-100 persen. Lebaran pun menjadi kian mahal dan sulit. Lebaran yang asketis perlu dijadikan pilihan.Di dalam masyarakat kita, Lebaran telah menjadi saat yang bernilai untuk merajut solidaritas sosial, antara lain melalui tindakan etis saling memaafkan dan menyatu kembali dengan basis komunitas (saudara, handai tolan, kerabat).Dalam istilah budayawan Umar Kayam, saat Lebaran...

Bank Century dan Hukum Rimba

Oleh Sri palupiSelain bencana alam, ada bencana lain yang amat serius dampaknya. Bencana itu berupa maraknya praktik hukum rimba dalam kebijakan dan sistem hukum kita. Meski secara formal Indonesia menganut paham negara hukum, substansi hukum yang berlaku di negeri ini tidak lebih baik dari hukum yang berlaku di rimba belantara.Hukum rimbaPraktik hukum rimba laksana orang membelah bambu. Yang di bawah diinjak, yang di atas diangkat. Praktik semacam ini terlihat dalam dua fenomena kontradiktif yang kini menjadi isu. Penyelamatan Bank Century versus...

Enam Titik Perseteruan Polri-KPK

Oleh : Febri DiansyahBagaimana sebenarnya duduk perkara silang sengkarut kasus yang melibatkan empat pucuk pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)? Banyak pihak memandang, ini adalah konflik Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan KPK secara institusional. Padahal, belum tentu.Secara jernih, kronologi kasus tersebut dapat didekati minimal dengan enam titik krusial. Pertama, penetapan Antasari Azhar, ketua KPK (nonaktif), sebagai tersangka...

Duhh... Kok Banyak Juru Dakwah yang Bodoh Ya!

Laporan wartawan KOMPAS Lukas Adi PrasetyaYOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pengasuh Ponpes Rudlotul Fatihah, Bantul, KH Muhammad Fuad Riyadi (38), gerah melihat semangat Islam disampaikan hanya secara sepotong-potong oleh para juru dakwah Islam. "Juru dakwah banyak yang bodoh. Saya tantang mereka memahami Islam," kata Kyai Fuad.Ia melihat bahwa yang disampaikan juru dakwah di masjid, di televisi, dan di mana saja sudah melenceng dari semangat Islam, agama yang seharusnya memberi kesejukan, ketentraman, kedamaian bagi siapa saja, tak hanya umat Islam, tetapi...

Duniaku Bukan Dunia Mereka

Seorang yang bijak pernah mengatakan "cinta bukan di cari, di raih, cinta kan hadir sendiri" seperti lagunya "Dewa 19" yang dulu kan, masih ingat? dan ketika kita merasa bahwa kita tak perlu mencari sebuah perhatian agar mereka mencintai kita dengan mencari perhatian-perhatian lebih, mencari sela untuk saling menjatuhkan ketika berada diantara kawan-kawanya sendiri. Dan anehnya pada saat sekarang yang sering aku perhatikan justru orang-orang yang...

Nyanyian Imigran

Gejala Buruh Migran Menulis (BMI) yang menulis, dalam hal ini bersastra bisa dikatakan bukan merupakan hal yang terasa baru terutama bila dikonfrontasikan dengan Perantau menulis. Sebelumnya, barangkali, kaum migran Indonesia lebih banyak disebut sebagai perantau daripada TKW, TKI dan ataupun BMI. Namun, seiring perkembangan waktu dan pemahaman sosial yang lebih kritis dan didukung oleh kecanggihan sistem informasi, perlawanan terhadap determinasi,...

Haruskah Ada Pelarangan Genjer-genjer?

Muchus Budi R. - detikNewsSolo - Setelah runtuhnya Orde Baru, banyak produk seni dan sastra karya anak bangsa yang semula dilarang, kembali mendapatkan kebebasan. Karya seniman-seniman Lekra dicetak atau diproduksi ulang untuk dipasarkan. Tapi di Solo, masih ada yang melarang Lagu Genjer-genjer diperdengarkan.Lagu tersebut sebenarnya telah ditayangkan secara gamblang dalam Film Gie yang dirilis beberapa waktu lalu. Lembaga Sensor Film sebagai institusi yang berwenang melarang menayangan sebuah produk film juga tidak mempersoalkannya.Tapi hari ini...

Mengapa mesti Menunggu 5 Juli?

R. Valentina Sagala… .Kami memang masih bernama indonesia berpaspor republicTapi ketiadaan membuat kami tinggal indonesia kertasKetiadaan menyingkirkan kami dari segala hitungan rencana negeriKami sudah bukan apa-apa lagiSembilan puluh delapan kami diancam kematian digantungEntah berapa yang tewas diujung cambuk TuhanNyawa kami masih saja bukan apa-apa lagi….(Kami Memang Sudah Bukan Apa-Apa Lagi: Buat saudara Saya, para TKI yang Menderita- Mega Vristian, 1 April 2004)Rasa-rasanya, sudah sepatutnya hari-hari belakangan ini menjadi hari-hari ‘mengenaskan’...

Sosok Sahabat yang Seketika Menjelma Musuh

[Ratapan Pilu BMI HK kepada Kekasihnya di Korea] Tapi jika hubungan persahabatan itu tiba tiba berubah menjadi bencana ? terjadi suatu penghianatan ? menikam kita dari belakang ?. Berjuta rasa berkecamuk didalam jiwa sedih, luka, bahkan rasa kehilangan yang amat mendalam. Seorang sahabat yang sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri. Menyayangi seorang sahabat melebihi apa pun. Apalagi ditanah perantauan kehadiran seorang sahabat sungguh sungguh...

Pemprov Jatim Berjanji Beri Asuransi Kesehatan Seniman

Reporter : Rahardi Soekarno J. Surabaya (beritajatim.com) - Banyak kesenian dan budaya bangsa kita yang diklaim negara tetangga Malaysia, membuat Pemprov Jatim mengeluarkan jurus jitu untuk merayu para seniman. Yakni, Gubernur Jatim Soekarwo akan memberikan jaminan kesehatan melalui asuransi kesehatan pada para seniman Jatim.Harapannya agar mereka terus berkarya meski di usia senja. Pasalnya, peran seniman sangat penting dalam menjaga seni dan budaya...

Meluruskan Logika Berdemokrasi

Boni HargensBerbicara tentang demokrasi tidak pernah selesai. Persis di sini, kita bisa membantah dengan tegas tesis 'akhir sejarah' Fukuyama (1992) atau 'akhir ideologi' Bell (1952). Bahwa walaupun ideologi tandingan mati, demokrasi (liberal) tetap bukanlah akhir dari segalanya. Terlepas dari hukum dialektika yang tentu saja berlanjut, demokrasi dalam dirinya mengandung pertentangan. Ada pertentangan inheren dan ada pertentangan ekstern. Pertentangan inheren, misalnya, antara prinsip kebebasan dan prinsip kesetaraan. Kebebasan memberi ruang dan...

Dahlan Iskan, Soemarsono, dan Front Anti-Komunis

TEMPO Interaktif, Meski sudah 64 tahun merdeka, kita belum merdeka dari kebencian dan dendam kesumat. Meski kemerdekaan itu antara lain berkat seluruh komponen rakyat, termasuk yang komunis, tiap sosok yang dicurigai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dimunculkan, selalu ada reaksi berlebihan. Meski tokoh yang dicap komunis itu berjasa bagi perjuangan kemerdekaan, seolah jasanya dianggap tidak ada.CEO Jawa Pos sudah menuliskan tokoh seperti itu (Soemarsono) dalam catatan berseri (Jawa Pos, 14-16 Agustus 2009). Dalam tulisannya, Soemarsono...

Asuransi Kesehatan bagi Seniman Jatim

GUBERNUR JANJIKAN SENIMAN JAWA TIMUR DAPAT JAMINAN KESEHATAN Silaturahmi Gubernur dengan seniman dan budayawan JatimRabu, 9 September 2009 pukul 09.00 wib bertempat di Graha Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl Wisata Menanggal Surabaya, sejumlah 300 seniman menerima tali asih dari Gubernur Jawa Timur. Seni sebagai pembersih jiwa. Karena itu seniman dipahamai oleh Gubernur sebagai penjaga nilai pada identitas dalam berbangsa dan...

Seni dan Kebangsaan

AudifaxSerumpun padi tumbuh di sawah Hijau menguning daunnya Tumbuh di sawah penuh berlumpur Di pangkuan ibu pertiwi Serumpun Padi (R. Maladi)Adakah sebuah simbol yang bisa mempersatukan pluralitas yang ada di Indonesia? Para founding father Indonesia bisa dikatakan telah memikirkan ''simbol'' yang bisa mempersatukan keberbedaan yang merentang dari Sabang sampai Merauke. Setidaknya, itulah yang membuat kita bisa memberi jawaban teoretis: Simbol Garuda Pancasila pada pertanyaan di atas. Jawaban inilah yang diajarkan sejak sekolah dasar hingga pendidikan...

"Mutilasi" Budaya

Ahmad NyarwiDi tengah seminar internasional di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), kami ikut tour dan informal meeting dengan sejumlah kolega akademisi dari fakultas ilmu sosial dan ilmu budaya universitas itu. Tour antara lain ke Kuala Lumpur dan Putra Jaya, ibu kota kebanggaan Malaysia. Ketika sampai di depan kantor Perdana Menteri Malaysia, saya bertanya kepada kolega dari UKM tentang ”kemegahan” Putra Jaya. Kota yang masih sepi, tetapi mengapa...