Tidur Berpayung Langit di Rumah Majikan

Mega Vristian

Ulah majikan yang tidak baik memang aneh-aneh saja, seperti yang dialami Suparm Binti Supardi Marto (39) ,BMI asal Kedungdowo, Solo. Ranjang tidurnya kasur tipis yang di letakkan di teras rumah majikan, tempat menjemur baju, asik memang jika dibayangkan bisa memandang langit luas yang kadang berbulan atau berbintang, tapi jika hujan turun dan badai tanpa ampun menghantam Hong Kong, Suparmi harus berbasah-basah hingga esok harinya tubuhnya demam, begitu berulang terjadi, majikan sedikit pun tak punya rasa kasian, majikan sengaja menidurkan dia diluar dengan alasan pembantu itu manusia kotor.


Supami bekerja di Ny. Lau, yang beralamatkan di Vision City Yeung Road , Tsuen Wan, mulai (4/10/08) melalui PJTKI, Sofia Sukses Sejati, Pegandong, Semarang, Agen di Hong Kong, Sky, Prince Edward. Tapi baru menjalani kerja ke rumah majikan (12/11/2008) karena disuruh agen membantu pindahan kantor agen. Ibu dari dua orang anak ini selama kurang lebih satu tahun bekerja di Ny. Lau, kenyang penganiayaan, ketika dilaporkan ke agen , selalu saja agen menasehatkan suruh sabar, akhirnya dia pasrah.

“Saya terpaksa mencoba bertahan menerima siksaan dari majikan karena agen selalu menyuruh sabar dan mengingat himpitan ekonomi keluarga, tapi akhirnya saya kabur sebab sikap majikan kian brutal,” katanya sambil memperlihatkan luka bekas penganiayaan yang menyebar di tubuhnya.

Diakuinya majikan berkarakter keras suka membanting barang-barang dan emosian, Suparmi melakukan sedikit kesalahan saja dia akan teriak marah-marah kemudian melakukan pemukulan. Baru separuh hari bekerja dengannya Suparmi, sudah dilempar sumpit dengan keras ke mukanya, karena kesalahan memotong sayuran. Hari berikutnya dianggap mencuci ikan kurang bersih, disuruh memakan kotoran kerokan sisik ikan kemudian air cucian ikan dibayurkan ke tubuhnya. Saat air panas melepuhkan kedua belah tangannya akibat ulah majikan, agen yang dilapori baru datang menjenguknya setelah dua minggu dan agen menasehati suruh sabar, lama-lama juga akan sembuh.

Kebengisan majikan makin bertambah, Suparmi sering dihukum tidak dikasih masuk rumah sampai beberapa jam, baru dimasukkan ke rumah ketika Suparmi lapor ke satpam setempat. Majikan melakukan itu karena menuduh Suparmi, pergi main-main setelah membersihkan rumah satunya. Jelasnya, majikan memiliki dua rumah yang ditempati anaknya, jatah membersihkan seminggu dua sampai tiga kali. Padahal menurut Suparmi tak mungkin dia pulang telat, karena majikan selalu memantau saat dia membersihkan rumah satunya itu.

Urusan makan pun, majikan sangat pelit, tidak pernah diberi sarapan dan makan siang, jadi beli sendiri sedang makan malam dijatah dengan menu tetap, 3 sendok nasi dan 3 helai rebusan sayur Choi Sam. Jadi setiap liburan yang cuma dua kali dalam satu bulan itu dia tak lupa belanja kebutuhan makanan.

Kontan gajinya tak bisa utuh, tapi walau didera siksaan majikan, dia tak mau menyerah begitu saja, dia berharap sekolah kedua anaknya tidak putus ditengah jalan, anak pertama kuliah semester 6 di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang dan yang kedua di SMU. Suparmi memang type wanita pekerja keras, menurut penuturan tetangganya dia adalah mantan orang terkaya didesanya, tapi karena suami tak tahan cobaan, terhanyut perempuan lain, mengakibatkan harta suparmi ludes. Hal yang patut diacungi jempol, Suparmi memaafkan kesalahan suaminya, dan sekarang mencoba membangun ekonomi keluarganya lagi.

Pada (5/03/09), Suparmi lari ke agen karena sebelah tangannya dimasukkan kemudian di jepit pintu mesin pengering piring yang panas oleh majikan. Tapi sesampai di agen, malah dia dimarahi dan disuruh menulis perjanjian yang isinya, harus menurut ke majikan dan tidak boleh membantah serta dia disuruh kembali bekerja lagi.

Kembali menjalani rutinitas kerja dengan siksaan yang dan amarah yang tiada henti membuat membuat Suparmi stress, hari kian hari rambut kepalanya rontok, kepalanya terlihat botak. Untuk kali keduanya, Suparmi disiksa menggunakan mesim pemanas, kepalanya dibenturkan ke mesin cuci hingga menimbulkan bengkak, saat ulah majikan di laporkan ke anaknya, anak majikan itu malah mengusirnya pergi, Suparmi kemudian melapor ke agen, tapi agen bilang majikan tidak mau memberi one month notice, malah menyuruh Suparmi bekerja satu bulan lagi.

Sudah dua kali Suparmi meminta berhenti bekerja, dan majikan berusaha menahannya tapi sikap majikan tidak berubah baik. Siksaan dan makian terus menimpa dirinya, bekas-bekas luka penganiayaan kian bertambah banyak ditubuhnya. Pada hari Kamis (15/10/2009) ketika majikan marah besar karena dianggap tidak becus masak sup, majikan mengusir dan mendorong Suparmi keluar rumah, tapi Suparmi mencoba menahan pintu agar tak tertutup karena tidak ingin keluar rumah, karena dia berpikiran majikan pasti akan membiarkan dia berjam-jam lagi diluar rumah. Akibatnya majikan tambah marah dan membanting daun pintu dengan keras dan terkena ke jidat Suparmi. Kesabaran Suparmi hilang sudah, dia nekad lari ke menemui satpam untuk meminta tolong dipanggilkan polisi, satpam segera menolongnya, karena melihat benjolan lebam di jidat suparmi. Dengan pertolongan polisi Suparmi bisa kabur dari rumah majikan tanpa berurusan dengan agen lagi

“Saya mengirim sms ke agen saat kabur, bahwa saya bisa sabar saat majikan melukai tubuh saya, tapi jika ulah majikan kelewatan membahayakan nyawa saya, keluarga saya akan menuntut agen” ungkap Suparmi dengan nada geram.

Kini Suparmi berada di shelter Kolisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong (KOTKIHO), untuk penyelesaian kasusnya yang dibantu oleh Christian Action, ketika ditanya oleh Suara, apa masih mau bekerja di Hong Kong lagi, sehubungan anaknya belum selesai sekolah. Dia menjawab dengan gelengan kepala, raut mukanya tiba-tiba terlihat sedih matanya menerawang jauh keluar jendela shelter.[]

0 tanggapan: