Surat Terbuka untuk Qotrun Nada

Novel "Rahasia Wanita" yang aku baca kemaren lumayan bagus tapi ada beberapa hal yang saya tangkap, yaitu : "Kehidupan Materialistis, Munafik, Merendahkan Agama, Novel Islam tapi tidak ISLAMI"....Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Qotrun Nada telah menuangkan tulisannya di novel tersebut....tapi jujur saja saya kecewa dengan karakter-karakter yang ada pada novel tersebut...Apakah itu karakter yang sesungguhnya dari para tokoh pesantren atau hanya imajinasi saja??

Mungkin belum mengerti apa yang saya maksud di atas, Ok saya terangkan satu-satu kekecewaan saya :

1. Ketika si Pipit menyukai sesama jenis (Arina), kemudian mereka berdua dipanggil oleh Bu Nyai (pemilik pondok pesantren),Bu Nyai marah dan menggebrak meja dan bilang "kalau sifat mereka tidak sesuai dengan AlQuran", yang perlu saya tanyakan adalah...apakah hal itu pantas dilakukan oleh bu Nyai, marah sampe menggebrak meja?? dan apakah kemarahan dia sesuai dengan AlQuran??? padahal Bu Nyai sendiri menuduh bahwa tingkah laku Pipit gak sesuai dengan AlQuran..tapi Bu Nyai sendiri tidak punya karakter sesuai dengan AlQuran...apabila dia ngerasa sesuai dengan ALQUran, AlQuran itu mengajarkan akhlaq mulia, bagaimana menasihati orang lain dengan lemah lembut sesuai dengan ajaran AlQuran....

2. Ketika Pipit ditanya ama Bu Nyai diem aja, tapi kok "Pengurus" malah ikut-ikutan bicara sebelum diberi kesempatan bicara....apakah mencampuri/memotong pembicaraan orang sesuai dengan AlQuran, dan pantaskah watak seperti itu dimiliki oleh orang yang dipercaya sebagai "pengurus" pesantren??

3. Tentang Arina...Pantaskah memakai wewangian dan berdandan hanya untuk kencan dengan laki-laki yang dicintainya? Ok saya maklum kalau itu adalah anak muda zaman sekarang tapi tidak pantas untuk seorang perempuan yang hidup di pesantren, yang saya sesalkan...Arina yang dari kampung yang pemalu, yang meninggalkan shalat magrib dan Isya aja sampe sedih, tapi berubah menjadi "arogan" begitu...bahkan berganti-ganti pacar, membiarkan dirinya disentuh oleh laki-laki, dan lebih parahnya lagi..hanya gara-gara laki-laki dia mengacak-acak rambut Lana karena Lana melaporkan dirinya berpacaran...apakah sifat Arina sama dengan AlQuran??

dan masih ada lagi....sifat Arina adalah perempuan yang materialistis...dari kata-kata "Bangga karena Ustadz Yus yang dicintainya bukan hanya sekedar ustadz sekarang, tapi sejak pulang dari Mesir dia adalah anggota Parlemen",...Arina mau dibelikan apapun oleh orang yang belum jadi suaminya bahkan sifat materialistisnya terlihat jelas di novel tersebut..Seorang Muslimah yang baik tidak merendahkan agama demi jabatan....dan tidak merendahkan diri hanya karena harta...apakah sifat itu sesuai dengan AlQuran??

[Mohon menuntaskan di tempatnya, ya? Plis]

2 tanggapan:

assalamu'alaikum

Duh..makasih mas udah di forward tulisanku..tapi tolong fotoku jangan dipasang., malu..:D,

salam hormat selalu...

lhalha, situs iki prasaku ora berjeniskelamin kok disapa "mas" ta?