Nograhany Widhi K - detikNews
Jakarta - 9 Perempuan buruh migran Indonesia digebuki petugas keamanan Konjen RI di Hong Kong. Gara-garanya, mereka menggelar spanduk 'Stop Underpayment' saat Menakertrans Erman Suparno bertemu buruh migran di Gedung Queen Elizabeth, Hong Kong.
Peristiwa itu diungkapkan duta buruh migran Franky Sahilatua pada detikcom, Minggu (7/9/2008). Peristiwa itu terjadi hari ini pukul 11.00 waktu setempat.
"Cuma bawa spanduk saja, tidak bikin apa-apa. Mereka kan maksudnya mengadu kepada menterinya, agar tahu di Hong Kong masih terjadi upah di bawah standar. Eh malah digebuki," ujar Franky.
Hasilnya, menurut penyanyi balada ini, dari 9 orang yang digebuki, 4 orang luka-luka dan 2 orang lainnya masuk rumah sakit. Namun, Franky masih belum mengetahui semua identitas tenaga kerja wanita (TKW) itu.
Petugas keamanan KJRI itu, menurutnya, juga warga negara Indonesia.
Menurutnya selama ini para buruh migran tidak bisa mengeluh atas ketidakadilan upah di bawah standar, atas persekongkolan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan agen-agen TKI di Hong Kong.
"Katanya dianggap pahlawan devisa, tapi diperlakukan nggak lebih dari budak, diperas keringatnya, dan dipukuli kalau mau bersuara. Hanya mengangkat spanduk dianggap sudah mengganggu," protes dia.
Dia berharap Menakertrans Erman Suparno dan KJRI Hong Kong meminta maaf atas perlakuan terhadap warganya sendiri ini.
"Pak Erman agak lebih cerdaslah dalam menangani departemennya ini," harap Franky.
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), menurutnya, akan melayangkan protes kepada Menakertrans dan Deplu atas insiden Hong Kong ini secepatnya.
Sementara itu, Jubir Deplu Teuku Faizasyah dan Direktur Perlindungan WNI Deplu Teguh Wardoyo tidak mengangkat ponselnya saat hendak dikonfirmasi detikcom.(nwk/nrl)
Detiknews Minggu, 07/09/2008 18:18 WIB
One Billion Raising
-
Minggu, 17 Februari 2019
Setiap 14 Februari banyak muda-mudi merayakan Valentine di penjuru dunia.
Di hari yang sama pula segenap elemen masyarakat turun k...
0 tanggapan:
Posting Komentar