Novelis Ratna Indraswari Kena Stroke

MALANG - Novelis Kota Malang Ratna Indraswari Ibrahim sejak Rabu (2/12) lalu tergolek lemah di RSSA Malang. Wanita kelahiran Malang 24 April 1949 itu terkena serangan stroke. Hasil CT-scan menunjukkan pembuluh darah di atas otak pecah. Diprediksi, pemecahan pembuluh darah ini akibat penyempitan otak karena faktor usia.

Saat Radar menjenguknya di Pavilliun RSSA ruang Bougenville kamar 206, wanita yang konsisten melajang itu tampak sedang tidur. Beberapa aktivis dan penggemar sastra Kota Malang kemarin tampak menjenguk wanita yang telah melahirkan hampir 100 karya novel itu. Bahkan istri Wali Kota Malang Heri Pudji Utami Peni Suparto secara khusus datang menjenguk. Heri datang sekitar pukul 13.00 ditemani sang ajudan. Sedangkan kerabat dekat Ratna, yakni adik-adik dan kakak-kakaknya belum tampak karena terhalang jadwal pesawat.

Ruhadi Rarundra, kerabat yang selama ini merawat Ratna, mengungkapkan sebelumnya tidak ada tanda-tanda bahwa novelis yang menderita kelumpuhan sejak usia 11 tahun itu bakal terkena stroke. Meski selama ini sering sesak nafas, namun Ratna tidak pernah dirawat di rumah sakit. Hanya saja, pada Selasa (1/12) lalu Ratna terserang flu.

Lalu Rabu pagi merasa kedinginan dan sedikit pusing. Itu terjadi sekitar pukul 09.00. Dan tiba-tiba saja tangan kanan Ratna mengalami tremor atau kejang. ''Saya begitu khawatir dan langsung saya lari ke RSSA sambil mendorong kursi roda. Saat itu tremor pada tangan Mbak Ratna sudah tak terkendali," kata laki-laki yang akrab disapa Siro itu.

Untungnya, jarak rumah Ratna di kawasan Jl Diponegoro 3 tak jauh dari RSSA. ''Mau naik taksi saya pikir terlalu lama. Karena butuh naik dan turun. Maka saya putuskan untuk lari saja," tambah dia.

Begitu tiba di RSSA, Siro mengaku masih menggunakan Jamkesda. Namun karena Jamkesda khusus untuk pasien kelas III, maka langsung diputus dan pindah ke Pavilliun. ''Mbak Ratna sempat dirawat di unit stroke. Baru pindah ke kamar 26 pagi tadi (kemarin pagi)," bebernya.

Hingga kemarin siang, belum ada tanda-tanda kondisi Ratna pulih. Namun, menurut Siro, perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah itu akan diserap dengan obat. Jika tak memungkinkan dengan obat, maka alternatif terakhir adalah operasi pembedahan. ''Kata dokter yang merawat begitu. Jadi kami tetap menunggu perkembangan selanjutnya," tandas Siro. (nen/war)


jawa Pos Radar Malang, Jum'at, 04 Desember 2009

0 tanggapan: