Revitalisasi Jiwa Kepahlawanan BMI

Hari pahlawan 10 Nopember 2008, sebagai momentum bagi Buruh migrant Indonesia untuk menumbuhkan jiwa Heroisme atau jiwa kepahlawanan baru dalam perjuangan melawan arus komoditas globalisasi selama ini

“ Maraknya komoditas “ sebagai proses untuk mendistribusikan manfaat ekonomi dari negeri maju ke negeri miskin. Menjadikan BMI sebagai alat untuk kepentingan kapitalis semata. Semangat jiwa kepahlawanan BMI dalam melawan segala dampak yang merugikan, maka BMI akan selalu berpartisipasi dan mendeklarasikan komitmen untuk bersuara bersama dan melakukan Aksi atas persoalan yang berkaitan dengan hak-hak Buruh migrant Indonesia. BMI Sebagai sumber Devisa bagi Negara, memimpikan kesejahteraan, pelayanan, dan perlindungan dari pemerintah Indonesia yang selama ini tidak di hiraukan.


Sebagai gambaran, selama ini pemasukan Devisa Negara dari BMI, setidaknya, bisa mencapai Rp.2 trilyun pertahun di sumbangkan para BMI melalui remittance dari pengiriman uang BMI ke kerabatnya di tanah air . Ironisnya, sumbangan BMI kepada pemerintah masih tidak di hargai semestinya. Pemerintah masih saja tidak mau mengambil keputusan dengan sepenuh hati terhadap kebijakan perlindungan, dan kesejahteraan BMI di hongkong. Seperti kasus terminal 3, yang masih menjadi insiden mengerikan, pemerasan masih berkeliaran di sana, kasus agen-agen yang tidak bertanggung jawab juga masih merajalela di hongkong, belum juga kasus-kasus yang lain yang belum di tangani pemerintah Indonesia selama ini. Semangat perlawanan karena sikap pemerintah itulah, yang membuat BMI terus berupaya untuk melawan dan berjuang meraih tuntutan yang belum tercapai.

Makna hari pahlawan di mata BMI bukan hanya sebatas untuk mengingat jasa para pahlawan bangsa sebagai simbolik, tapi sebagai dorongan kuatnya naluri untuk meneruskan perjuangan sejarah bangsa, menjadi Negara yang adil dan sentosa. Secara alamiah perjuangan masa kolonial maupun masa awal kemerdekaan, akan menjauh dari struktur perjuangan masa kini. Sebagai misal, negeri ini akan kesulitan menjawab bagaimanakah hubungan antara hari pahlawan dan kehidupan puluhan juta BMI yang masih menjadi korban penjajahan dari Negara kapitalis. Hampir bisa di pastikan struktur perjuangan masa kini karena yang di hadapi adalah perjuangan hidup. Kepeduliannya pasti pada masa kini, bukan masa lalu, secara jelas BMI masih di jadikan korban dan di jajah oleh kebijakan yang di terapkan oleh kaum imperialis.

Perjuangan BMI yang selalu di tanggapi dengan sebelah mata oleh pemerintah, dan tidak pernah di hargai semestinya sebagai manusia, padahal sebenarnya mereka itulah pahlawan pahlawan sesungguhnya.[]

kopipaste dari sini

0 tanggapan: