Aksi Solidaritas ala BMI Hong Kong


GERAKAN BMI PEDULI MERAPI


HONG KONG – Keprihatinan dan solidaritas terhadap korban erupsi Gunung Merapi tidak cuma datang dari warga Indonesia di dalam negeri. Ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong pun ikut merasakan duka yang dialami saudara-saudara kita di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Solidaritas Merapi ala Buruh Migran Indonesia (begitu para TKI Hong Kong menyebut dirinya), dilakukan dengan menggelar aksi penggalangan dana yang melibatkan 9 (sembilan) organisasi BMI di Hong Kong. Mereka adalah Apakabar Fans Club (AK-Fans), Sanggar Budaya Indonesia - Hong Kong, Golpindo, CK Funky Dancer, Alexa Dancer, Terali Dancer, Forum Lingkar Pena (FLP) Hong Kong, Majelis Taklim, dan Melati Sari. Aksi para buruh migran ini diberi nama ”Gerakan BMI Peduli Merapi”

Kenapa hanya Merapi, sedangkan Mentawai dan Wasior juga membutuhkan bantuan? Menurut Yuni Sze, koordinator gerakan ini, pihaknya sengaja konsen menghimpun dana untuk Merapi, utamanya karena pertimbangan kedekatan emosional – karena banyak BMI Hong Kong yang berasal dari kawasan di seputar Merapi. Juga, kedekatan geografis, karena Merapi terletak di Pulau Jawa.

”Mayoritas BMI Hong Kong berasal dari Pulau Jawa dan – berdasarkan kesepakatan teman-teman – seluruh dana hasil penggalangan ini akan diserahkan langsung oleh beberapa teman BMI yang sedang cuti dan pulang kampung,” ujar Yuni. Tentu saja, ada survei pendahuluan untuk memastikan bantuan tersebut hendak diwujudkan dalam bentuk apa. ”Yang pasti, dengan menyerahkannya sendiri, teman-teman BMI di Hong Kong berharap dapat mengetahui secara langsung kondisi para korban bencana,” imbuh Yuni Sze.

Penggalangan dana itu sendiri dilakukan dalam tiga kesempatan: 7, 14 dan 21 November, mengingat BMI di Hong Kong hanya libur pada hari Minggu. Selain dengan cara membagikan Tabloid Apakabar (salah satu media berbahasa Indonesia yang terbit di Hong Kong) sembari menyodorkan kotak amal, mereka juga ”ngamen keliling” di seputar Victoria Park dan Causeway Bay. Seperti diketahui, kedua tempat tersebut adalah pusat berkumpulnya para BMI Hong Kong yang libur pada hari Minggu. Ada yang main gitar, ada yang menyanyi, ada pula yang menyodorkan kotak sumbangan.

Dana yang terhimpun sampai dengan Minggu, 21 November lalu, mencapai HK$ 64.000 atau senilai Rp 73.600.000 (akumulasi kurs HK$ 1= Rp 1.150). Menurut Yuni Sze, seluruh dana tersebut akan didistribusikan kepada para korban bencana Merapi, dan dilakukan terhitung sejak 23 s.d. 29 November. Penyerahan bantuan BMI Hong Kong ini akan dipusatkan di tiga titik: Kabupaten Sleman, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali.

Nanda, ketua Sanggar Budaya Indonesia di Hong Kong, mengatakan, organisasinya antusias bergabung dalam Gerakan BMI Peduli Merapi, karena dalam aksi ini tercermin rasa kebersamaan dan guyub rukun para buruh migran dari berbagai organisasi. ”Di Hong Kong, aksi penggalangan dana banyak dilakukan. Tetapi yang bergabung dalam satu wadah seperti ini belum ada. Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan solid,” imbuh Nanda.

Menurut Yuni Sze, keseluruhan dana yang terkumpul dari aksi solidaritas bencana Merapi ini mencapai HK$ 64,000 atau sekira Rp 73.600.000. ”Dibandingkan kebutuhan riil di lapangan, jumlah sumbangan tersebut tentu sangat kecil. Namun, buat kami yang di Hong Kong, apa yang kami lakukan sepenuhnya mencerminkan keprihatinan sekaligus dukungan kami terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” kata Yuni.

Saat ini di Hong Kong terdapat ± 130.000 buruh migran Indonesia, yang sebagian besar bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Mereka berkumpul tiap hari Minggu, karena pemerintah Hong Kong memang memberikan jatah hari libur kepada para pembantu rumah tangga (domestic helper), sehari di tiap akhir pekan. Inilah sisi lain dari kehidupan buruh migran atau tenaga kerja Indonesia di luar negeri.[Yunie Tse/Pangeran Asa]


Info lanjut tentang pemberian bantuan BMI Hong Kong kepada para korban bencana Merapi, hubungi Asa Amiwan: 081805182424